Gembok Cinta' di Gunung Namsan, Wow... Romantis!
Ahmad Lutfie |
Selasa, 24 Juni 2014 | 11:51 WIB |
Dibaca: 1671 |
Komentar: 0
Jika bukan dirimu, cinta
Aku tak punya siapa-siapa
Kamu memang untukku...
KATA-KATA ini nyaris sama dengan kata-kata terkenal dalam film Korea yang kondang Secret Garden. Dan rangkaian kata yang bermakna cinta, hampir ada dalam puluhan ribu gembok di pohon gunung Namsan Tower Seoul.

Aku tak punya siapa-siapa
Kamu memang untukku...
KATA-KATA ini nyaris sama dengan kata-kata terkenal dalam film Korea yang kondang Secret Garden. Dan rangkaian kata yang bermakna cinta, hampir ada dalam puluhan ribu gembok di pohon gunung Namsan Tower Seoul.
Banyak tulisan 'I Love You' di gembok-gembok itu.
Ribuan kata cinta dalam gembok, membentuk pohon cemara berjejeran menjadi pemandangan indah. Senja merayap ketika saya dan rombongan Garuda Indonesia Yogya naik ke bukit itu, menggunakan cable car. Di kaki langit, matahari mulai tenggelam. Dari 'kapsul kereta gantung' itu kita bisa melihat keindahan Seoul bertabur lampu dari atas. Di sebelah saya, sepasang remaja Korea berpelukan mesra tak peduli sekitarnya. "Jangan kaget dan risih kalau melihat pemandangan serupa," kata Ken, warga Korea pemandu kami. Tak perlu melototi, karena adegan serupa banyak di antara rerimbunan pohon di bukit Namsan.
Kalau Anda pernah nonton film Korea My Girl, maka suasana semacam itu tergambar di sana. Ketika Lee Dong Wook memasang gembok cinta bersama Lae Dae Hee diiringi semburat langit yang temaram, wow... sungguh romantis. Tempat tersebut memang sering jadi lokasi film terkenal seperti Boys Before Flower, misalnya.
Gunung-gunung 'gembok cinta'.
Setiap tamu yang datang bisa membeli gembok yang terdapat di minimarket di tempat tersebut seharga mulai dari 6.000 - 15.000 won (1 won Rp 1.250). Di gembok itu mereka menulis nama pasangannya atau siapa saja yang akan 'digembok' cintanya. Kuncinya bisa dibuang di bawah bukit maupun disimpan bersama pasangannya sebagai memori bukit 'gembok cinta'. Sebenarnya bukan hanya nama pasangan dan ucapan kasih, namun bisa juga nama perusahaan dan sebagainya.
Lebai atau tidak ucapan itu, terbukti atau tidak, tetapi mitos tersebut berkembang sampai sekarang. Nyatanya puluhan ribu gembok nangkring di bukit Namsan. Dan tiap hari ratusan orang naik ke Namsan. Di negara yang kini 'K-Pop'nya menembus remaja dunia, di taman Gunung Namsan, banyak gaya pakaian dan rambut yang menjadi trendsetter remaja dunia, bisa dilihat.
Menara yang tingginya 2.367 meter tersebut sebenarnya pemancar radio, dibangun tahun 1969. Menara dibagi 2 bagian. Bagian dasar diisi dengan restoran dan supermarket, sedang yang atas kita bisa memandang kota Seoul 360 derajat dan tempatnya berputar. Untuk menuju ke menara tersebut sebenarnya selain melalui cable car dengan membayar 8.500 won, bisa juga melalui 500 anak tangga. Uniknya, landmark kota Seoul ini buka 24 jam, sehingga menjadi salah satu pilihan wisata malam.
Winter Sonata
Ucapan selamat datang dengan berbagai bahasa.
Tempat
tak kalah romantisnya di Korsel adalah Pulau Nami. Lokasi tersebut
sebenarnya kecil dan biasa saja. Namun gara-gara drama seri Korea Winter Sonata
yang syutingnya di pulau tersebut, menjadikan tempat itu makin melejit
sebagai tempat wisata yang wajib dikunjungi. Padahal sebenarnya Nami
bukan pulau, tetapi daratan yang terpisah. Karenanya untuk mengunjungi
cukup naik feri hanya lima menit.
Mejeng dengan latar belakang foto mesra.
Luas Nami 48.000 Km. Konsep wisata di situ adalah memadukan alam, manusia dan hewan. "Jangan kaget kalau malam tidak ada lampu dan TV. Ini komitmen untuk membangun suasana tersebut," kata Bimo dari Yoi Tours Yogya yang memandu kami. Saya membayangkan romantisnya suasana malam hari, ketika hanya lampion di atas pohon yang menyala atau cahaya bulan saja.
Tempat tersebut diciptakan sambil mengingatkan bagi para pecandu film Winter Sonata. Misalnya ada jembatan lokasi ketika Choi Ji Woo dan Eae Yong Jaon berciuman pertama. Tak jauh dari situ ada patung perunggu yang menggambarkan adegan film saat pasangan itu berpelukan. Tak jauh, ada papan yang bergambar bendera negara-negara internasional dengan ucapan 'Terima Kasih' dalam berbagai bahasa. Cara menarik untuk mengundang simpatisan wisatawan mancanegara.
Perjalanan menjadi menarik sambil menyaksikan tupai yang santai saja ketika anak-anak mendekat untuk memotretnya. "Mengingatkan kebun raya Gembiraloka," kata Muhammad Anshori, General Manager Garuda Indonesia Yogyakarta. Tak jauh dari lokasi tersebut, di Jalan Matacequia ada jajaran pohon rapi yang biasa difoto untuk walpaper. Di sinilah ada foto besar pasangan utama berpelukan berlatar belakang pepohonan yang bisa berubah warna saat empat musim berganti. Jejeran pohon tersebut yang menjadi ikon Nami sebenarnya ditanam oleh Seoul National University di tahun 1977. Banyak remaja yang berfoto di pohon tersebut, menirukan adegan dalam Winter Sonata. Termasuk rombongan agen terbaik Garuda Indonesia Yogya, yang beberapa kali foto bersama.

Luas Nami 48.000 Km. Konsep wisata di situ adalah memadukan alam, manusia dan hewan. "Jangan kaget kalau malam tidak ada lampu dan TV. Ini komitmen untuk membangun suasana tersebut," kata Bimo dari Yoi Tours Yogya yang memandu kami. Saya membayangkan romantisnya suasana malam hari, ketika hanya lampion di atas pohon yang menyala atau cahaya bulan saja.
Tempat tersebut diciptakan sambil mengingatkan bagi para pecandu film Winter Sonata. Misalnya ada jembatan lokasi ketika Choi Ji Woo dan Eae Yong Jaon berciuman pertama. Tak jauh dari situ ada patung perunggu yang menggambarkan adegan film saat pasangan itu berpelukan. Tak jauh, ada papan yang bergambar bendera negara-negara internasional dengan ucapan 'Terima Kasih' dalam berbagai bahasa. Cara menarik untuk mengundang simpatisan wisatawan mancanegara.
Perjalanan menjadi menarik sambil menyaksikan tupai yang santai saja ketika anak-anak mendekat untuk memotretnya. "Mengingatkan kebun raya Gembiraloka," kata Muhammad Anshori, General Manager Garuda Indonesia Yogyakarta. Tak jauh dari lokasi tersebut, di Jalan Matacequia ada jajaran pohon rapi yang biasa difoto untuk walpaper. Di sinilah ada foto besar pasangan utama berpelukan berlatar belakang pepohonan yang bisa berubah warna saat empat musim berganti. Jejeran pohon tersebut yang menjadi ikon Nami sebenarnya ditanam oleh Seoul National University di tahun 1977. Banyak remaja yang berfoto di pohon tersebut, menirukan adegan dalam Winter Sonata. Termasuk rombongan agen terbaik Garuda Indonesia Yogya, yang beberapa kali foto bersama.
Santai di sela pepohonon yang tertata rapi.
Entah mengapa atau hanya sekadar daya tarik, pulau itu dideklarasikan sebagai negara independen dengan nama 'Naminara Republic'. Punya stempel sendiri, bahkan untuk masuk pulau kita tak membeli tiket, tetapi membayar paspor atau visa. Banyak rumah makan dengan masakan mulai Korea, Jepang, Italia. Kalau ingin bermalam? ada hotel berbintang bahkan ada musala bagi pengunjung muslim.
Ikon lainnya Nami adalah bentuk orang-orangan salju. Di dalam cerita, patung orang salju adalah penggambaran mereka. Di tempat itu, juga bisa menuliskan nama pasangan Anda. Banyak pasangan remaja dan keluarga, menuliskan nama mereka di sana. Sementara botol-botol minuman yang berserakan, dikumpulkan dibentuk menjadi patung besar berwarna hijau. Bagi yang ingin menikmati Nami dengan sepeda, disediakan penyewaan sepeda di tempat tersebut. (Tulisan dan Foto: Octo Lampito)
Nyaman rasanya berada di bawah pepohonan rindang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar